Minggu, 27 November 2011

9 Worst Man-Eaters #03 - TARIAN MAUT LEOPARD INDIA

Saudara-saudara, mari sejenak kita tinggalkan Afrika dan kembali mengunjungi India, salah satu negeri eksotik di Asia. Kali ini saya akan memperkenalkan dua spesies predator yang masih berkerabat dengan singa, alias sama-sama macan, namun dengan tampilan fisik yang lebih ‘fashionable’, yakni harimau dan leopard. Sebelum insiden serangan beruang sloth di Maysore, kedua jenis macan itu lebih dahulu telah menorehkan tinta darah paling merah dalam lembaran sejarah kontak binatang-manusia di India dan sekitarnya pada abad XIX dan awal abad XX.

Baiklah, saya mulai dari macan pertama, yaitu leopard India (Panthera pardus fusca).

Yang paling legendaris dari berbagai kasus serangan leopard terhadap manusia, khususnya di India, adalah serangan yang terjadi pada tahun 1910, oleh seekor leopard jantan asal Kumaon, daerah pegunungan di bagian Utara India. Diketahui bahwa leopard ini paling aktif ‘berburu’ di Provinsi Panar. Keganasan dan kebrutalannya telah menyebabkan korban tewas sebanyak 400 orang!

Sebelumnya, pada kurun 1857-1867, juga pernah terjadi serangan seekor leopard. Kebrutalan macan tutul berjuluk “Pemakan Manusia dari Kahani” itu tercatat menewaskan 200 orang. Sayangnya, saya belum menemukan data-data yang menjelaskan secara detil insiden ini.

Lalu pada kurun 1918 dan 1926 di Rudraprayag, India, sekitar 125 orang tewas oleh serangan seekor leopard (yang belakang diduga kuat terlepas dari sebuah Menagerie). Leopard ‘iseng’ ini membuntuti dan membantai para peziarah yang tengah menuju sebuah kuil Hindu di India Utara.

Pada akhirnya, kebanyakan pemangsa manusia selalu berbagi nasib yang sama, tewas di ujung senjata manusia. Adalah seorang pemburu terkenal sekaligus pejuang konservasi alam, Jim Corbett (1875-1955), yang berhasil menghentikan angkara murka leopard Panar maupun leopard Rudraprayag.

KOMENTAR SAYA: Di antara keluarga panthera, leopard adalah yang terkecil ukuran tubuhnya, namun tak kurang mematikan daripada para kerabatnya. Bahkan seorang pemburu profesional bernama John Taylor (1904–1969) pernah menyatakan bahwa jika ukuran seekor leopard menyamai ukuran singa, itu akan membuatnya sepuluh kali lebih berbahaya. Kenneth Anderson, penulis Man-Eaters and Jungle Killers dan pemburu profesional yang sukses menghentikan aksi beruang Maysore, menyatakan bahwa justru karena ukuran fisiknya itulah, leopard lebih menakutkan daripada harimau. Dengan postur seperti itu, leopard bisa mengintai dari tempat-tempat tersembunyi yang tidak muat untuk seekor harimau. Karakternya yang berani sekaligus licik, dipadukan dengan kemampuannya untuk menyelinap layaknya siluman, membuat leopard menjadi tak tertandingi.

Inilah mungkin, kenapa para harimau, sebuas apapun, jarang berani menyerang masuk ke pemukiman padat penduduk. Berbeda dengan leopard, yang dikenal suka nekad dan berani mengamuk memasuki perkampungan.

Di India secara khusus, leopard masih menyebar teror. Di tahun 2011 ini saja, yang saya tahu, telah terjadi dua kali serangan. Pertama, pada Januari 2011. Seekor leopard belusukan ke desa Malgadh, mengamuk dan melukai setidaknya 4 orang penduduk dan seorang polisi hutan, sebelum akhirnya ditangkap oleh tim dari Gir Fondation di Taman Indroda.

Lalu, pada 19 Juli 2011 yang lalu, giliran desa Prakash Nagar, 600 km. dari Kalkuta, mendapat ‘kunjungan kehormatan’. Seekor leopard berhasil melukai 6 penduduk, seorang polisi, dan 4 orang jagawana. Macan cantik ini akhirnya bisa ditangkap, dan beberapa waktu kemudian ia mati karena cedera oleh pisau dan pentungan.

Dengan kecantikan kulit dan keganasannya, leopard mungkin dapat menyatukan dua gelar sekaligus: The Beauty and The Beast!

(Bersambung ke Man-Eaters # 02, In Syâ' Allâh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar