Senin, 25 Mei 2009

A MATTER OF LIFE AND DEATH

Beberapa waktu lalu, saya sudah bicara sedikit tentang salah satu sub genre film2 kesukaan saya yaitu thriller-horror. Sekarang, dengan judul A MATTER OF LIFE AND DEATH ini, saya kembali ingin ‘mempertanggungjawabkan’ sub-genre lain yang juga demenan saya, yaitu thriller-action (ato diringkas saja jadi action/laga, gitu).

Film action adalah sebuah thriller dengan alur kisah fokus pada 1 atau 2 orang karakter utama sebagai ‘pahlawan’nya, dengan ‘motif’ khas laga semacam balas dendam, harga diri, pelaksanaan tugas negara dan sebagainya. Tak heran jika kemudian bintang utamanya lumrah memerankan sosok polisi, tentara (baik masih aktif atau sudah berpangkat ‘mantan’), agen pemerintah, bahkan ‘orang biasa’ yang mendadak jadi pahlawan hanya karena faktor right guy in a wrong place at a wrong time.

Karakteristik umum film jenis ini seringkali berupa situasi berpacu dengan waktu; tokoh protagonis-antagonis yang jelas; menampilkan banyak adegan kekerasan dari hulu ke hilir yang berupa tembak menembak, kejar-kejaran mobil (sampai kecelakaan dahsyat), duel senjata api (seperti dalam film2 wild west atau lazim disebut film koboi), hand-to-hand combat alias pertarungan tangan kosong, ledakan; dan berbagai adegan gegap-gempita lainnya. Film-film ini –bisa dipastikan-- juga memiliki elemen film drama, misteri dan kriminal bahkan horror, yang tidak terlalu ditonjolkan.

Secara spesifik, film laga –menurut saya-- bisa dikategorikan dalam banyak kelompok. Di bawah ini adalah 3 kategori film laga versi saya. Dan seperti biasa, saya menamai masing2nya dengan nama yang saya comot dari judul album/lagu beberapa band pengusung aliran heavy metal:

1. BE QUICK OR BE DEAD (atau “laga tarung”): film2 action yang menitikberatkan pada penggarapan secara artistik dan maksimal aksi pertarungan tangan kosong berbasis seni beladiri, dengan bintang utama yang –biasanya dan seharusnya-- juga menguasai beladiri (walaupun pihak produser kerap masih merasa perlu melibatkan fighting coreographer). Memang terkadang ada adegan tembak menembak dan unsur2 action yang lain, namun itu tak lebih sekedar sisipan belaka. Dalam tipe ini, bermunculan nama2 legendaris dari berbagai negara dan bangsa yang sukses sebagai aktor berbekal (rata2 lebih dari satu cabang) ilmu beladiri tingkat tinggi.

Bisa disebut bahwa pionir laga tipe ‘bag-big-bug’ ini adalah Bruce Lee (master Kung Fu, khususnya cabang Wing Chun dan pencipta aliran Jeet Kune Do), yang berjaya pada era 70-an dgn film2 antara lain The Big Boss (a.k.a Fist of Fury, 1971), Fist of Fury (a.k.a The Chinese Connection, 1972), Way of The Dragon (a.k.a Return of the Dragon, a.k.a Revenge of the Dragon, 1972), Enter The Dragon (1973) dan Game of Death (1973). Sosok yang kematiannya disesaki aroma kontroversi ini cukup besar pengaruhnya bagi kemunculan ‘pendekar’2 di dunia film dengan bebagai aliran seni beladiri masing2, semacam Chuck Norris, David Carradine, Jackie Chan, Sammo Hung, Sho Kosugi, Steven Seagal, Jean Claude Van Damme, Dolph Lundgren, Jet Li, Donnie Yen, Brandon Lee (putera Bruce Lee), Mark Dacascos, Billy Banks, Lorenzo Lamas, Michael Jay White, Jeff Speakman, Cynthia Rothrock, Michelle Yeoh, Cathy Long, Matt Mc.Colm, David Bradley, Richard Norton, Don “The Dragon” Wilson, Wesley Snipes, Phillip Rhee, Gary Daniels, Daniel Bernhardt, Bryan Ganesse, Thomas Ian Griffith, Olivier Gruner, Jerry Trimble, Jason Statham, Scott Adkins, dan sebagainya (bejibun, bo!), termasuk martial artists spesialis bad guys semacam Cary-Hiroyuki Tagawa, James Lew dan Bolo Yeung (yang terakhir ini pernah juga ‘ngerasain jadi orang baek’ dalam Shootfighter, 1992); dan yang paling fenomenal saat ini, Tony Jaa (aktor laga multi talent asal Thailand yang konon sedang jadi rasan2 untuk ditarik ke Hollywood). Dari negeri kita juga ada nama2 legendaris seperti Advent Bangun, Barry Prima, Willy Dozan, Johan Saimima, George Rudy, Advent Christie, Dede Yusuf, Marcelino Lefrandt dan Arie Wibowo.

Tipe ini juga bisa dibagi lagi menjadi 3 macam:

Pertama, film2 laga yang sepenuhnya ‘pamer’ beladiri dengan adegan full body contact mendominasi durasi film. Settingnya pun kebanyakan adalah arena atau ring. Anda yang penggemar film2 laga tentu masih ingat judul2 semacam Bloodsport (1988- Van Damme, disusul beberapa sekuelnya dengan aktor Daniel Bernhardt), Kickboxer (1989-Van Damme, juga dengan beberapa sekuelnya dengan aktor Sasha Mitchell sampai Mark Dacascos. Juga beberapa film sejenis dangan aktor Loren Avedon, Billy Blanks, John Barrett, Dale “Apollo” Cook, dan lain2), A.W.O.L (a.k.a Lionheart a.k.a Wrong Bet, 1990-Van Damme), The Quest (1996-Van Damme), Sidekick (1992-Chuck Norris), Best of The Best 2 (1993-Phillip Rhee), Shootfighter (a.k.a Fight to the Death, 1992-Bolo Yeung), dan Fearless (a.k.a Huo Yuanjiam, 2006-Jet Li).

Kedua, jenis film2 laga yang paling banyak dibuat; film2 yang ‘seolah’ bercorak action secara umum, tapi ‘diam-diam’ menonjolkan kemampuan (bukan akting tapi) beladiri aktor2 utama-nya. ‘Skenario’nya pun lebih variatif ketimbang yang pertama:

Ada yang dibuat dengan formula ‘die hard’; satu karakter utama yang harus pontang-panting dan babak belur ngurusin ‘masalah hidup-mati’, di lokasi setting yang serba terbatas pula. Sebagai illustrasi, ada Death Warrant (1990-Van Damme, bersetting penjara), Under Siege (1992-Steven Seagal, bersetting kapal perang AS, USS Missouri), Under Siege 2: Dark Territory (1995-Steven Seagal, bersetting kereta api), Passanger 57 (1992-Wesley Snipes, bersetting pesawat penumpang), dan Deadly Outbreak (a.k.a Siege, 1996-Jeff Speakman, bersetting gedung laboratorium).

Ada juga garapan berstyle spionase dengan jalinan kisah yang agak rumit, intrik politik, plus setting yang melibatkan banyak tempat bahkan antar negara. The Art of War dan The Art of War II: Betrayal (2000 dan 2008-Wesley Snipes), juga --yang paling keren dan paling baru-- 3 jilid The Transporter (2002, 2005, dan 2008-Jason Statham) adalah contohnya.

Pun ada yang digarap dengan ‘aroma’ sci-fi semacam Cyborg (1985-Van Damme, yang diikuti banyak film sejenis), Universal Soldier (1992-Van Damme), TC_2000 (1993-Billy Blanks), Universal Soldier: The Return (1999-Van Damme), Time Cop (1994-Van Damme), Sci-Fighter (2004- Don 'The Dragon' Wilson, Cynthia Rothrock, Lorenzo Lamas), dan lainnya.

Lalu, ada yang ber’bau’ thriller-horror semacam Hellbound (1994-Chuck Norris), Marked for Death (1990-Steven Seagal), The Minion (1998-Dolph Lundgren), trilogi Blade (1998, 2002, 2004-Wesley Snipes) dan I’m, Omega (2007-Mark Dacascos).

Terus, ada pula yang berbasis fighting game populer, semacam Street Fighter (1994-Van Damme), Double Dragon (1994-Mark Dacascos), Mortal Kombat (terutama versi serial TV-nya, Mortal Kombat: Conquest, yang di Indonesia pernah tayang di RCTI pada 1998-1999 dengan salah satu pemeran utama Daniel Bernhardt) dan Fist of The North Star (1995-Gary Daniels).

Juga ada yang dibuat dengan setting jaman baheula; jenis film yang menjadi kesukaan sineas2 Hongkong dan Indonesia, walaupun studio Hollywood juga sempat membuat beberapa (dan tetap ‘berwajah’ Cina), semisal Once Upon A Time in China And America (1997-Jetli) dan Shanghai Noon (2000-Jackie Chan).

Kemudian juga, film2 tarung yang kental dengan dengan balutan komedi. Contohnya sama sekali tidak sulit; rata-rata film Jackie Chan adalah film “bag-big-bug sambil haha-hihi” (atau sebaliknya?), baik yang dibuat di Hongkong atau produk Hollywood.

Terakhir, yang paling umum, film2 laga tarung yang digarap dengan konsep “I’ll do this in a hard way!”. Jumlahnya pun mencapai bahkan ratusan judul dan --bisa dikatakan-- semua aktor ‘tukang gebuk’ yang saya sebutkan di atas pernah memerankan karakter utamanya (baik rilisan studio2 besar atau yang dirilis langsung dalam format home video). Sebagai illustrasi, beberapa judul yang (cukup berkesan bagi saya dan) bisa saya sebutkan antara lain: Double Impact (1991,-Van Damme), Out for Justice (1991-Steven Seagal), Rapid Fire (1992-Brandon Lee), Blood for Blood (1995-Lorenzo Lamas), Drive (1997-Mark Dacascos), Bride of Dragons (a.k.a Bridge of Dragons, 1999-Dolph Lundgren), Tom Yun Goong (a.k.a The Protector, 2005-Tony Jaa) dan IP Man (2008-Donnie Yen).

Ketiga, film3 laga tarung yang plot, tema, maupun alur ceritanya lumrah mengadaptasi salah satu dari 2 tipe di atas, atau bahkan kedua-duanya sekaligus. Bedanya, tipe ini –secara terang2an atau ‘malu2’—dibuat sebagai media pengenalan jenis beladiri tertentu, seperti aikido oleh Steven Seagal (dalam Above The Law a.k.a. Nico, 1988), capoeira oleh Mark Dacascos (Only The Strong, 1993), kenpo-karate oleh Jeff Speakman (Street Knight, 1993), tae kwon-do oleh Phillip Rhee (Best of The Best, 1989), savate (beladiri khas Prancis) oleh Olivier Gruner (Savate, 1995), dan muay thai alias thai boxing oleh Tony Jaa (Ong Bak a.k.a Muay Thai Warrior, 2003. Walaupun Hollywood telah membuat banyak film sebelumnya yang ‘membawa-bawa’ nama thai boxing, tapi film inilah yang paling detil memperlihatkan kekayaan gerakan2 khas beladiri asli Thailand itu).

O iya, salah satu kreatifitas keren dalam sebuah film laga tarung yang juga saya sukai adalah ide ‘mengadu-domba’ 2 aktor laga terkenal (yang sama2 biasa jadi aktor utama) dalam satu film. Way of The Dragon (1972, yang menampilkan fighting scene dahsyat Bruce Lee vs. Chuck Norris) mungkin bisa disebut pendahulu dari film model begini. Lalu ‘menyusul’ film2 semodel dengan adegan fighting keren semacam: Black Eagle (1988-Sho Kosugi vs. Van Damme), Showdown in Little Tokyo (1991-Dolph Lundgren vs. Brandon Lee), Cold Harvest (1999-Gary Daniels vs. Bryan Ganesse), Exit Wounds (2001-Steven Seagal vs. Michael Jai White), Cradle to The Grave (2003-Jet Li vs. Mark Dacascos), serta –yang terbaru—The Forbidden Kingdom (2008-Jackie Chan vs. Jet Li), di samping Universal Soldier dan Universal Soldier: The Return (yang masing2 mengadegankan Van Damme vs. Dolph Lundgren dan Van Damme vs. Michael Jai White).

Dan, sungguh, saat ini saya berharap ada film yang mempertemukan Donnie Yen vs Tony Jaa...

(--mungkin—bersambung ke kategori 2 dan 3)

31 komentar:

  1. "Film action adalah sebuah thriller dengan alur kisah fokus pada 1 atau 2 orang karakter utama sebagai ‘pahlawan’nya"

    >> Hohoho... dari kata-kata "fokus pada 1 atau 2 orang" saya sudah bisa membayangkan seorang tokoh dengan tatapan infra merah, tubuh besar, rambut kuncir... hmm... ya, saya lanjut baca dulu....

    BalasHapus
  2. Ehhhhhhmmmhhhhhh.....*melongo*...
    keren banget, pinter banget, apa ya kata2 pujiannya lagi.....ya gitu lah pokoke top banget....

    BalasHapus
  3. ada sambungan ke 2 dan ke 3 lagi....
    Oiya kalo film killbill ngikut yang mana, terus legend of the condor heroes ngikut mana juga.......
    mudah2an belum di sebutkan say ya yg kayak kemarin nanya friday 13th ...kakakakakakakk

    BalasHapus
  4. Waduh! Penutupnya mantabbb as always! "Mengadu domba 2 aktor laga ternama"... busyet, nyampe ke situ datanya yachh.... Yahud bin huyud...

    (OK! Dari semua film yang disebut (sebenarnya bahasa pasnya gini: dari semua film yang disebut dan sedikit yang pernah saya tonton, hehe) saya merasa tercerahkan setelah menonton Ong Bak. Aksinya orisinil dan natural -- (setelah kejenuhan dengan dominasi gaya china, lalu gaya hollywood baru yang anti gravitasi itu, entah apa sih nama pasnya gaya ini, yang dipelopori matrix, lalu charlie's angels, melayang-layang dalam slow motion, hehe) -- meski alurnya tetap aja klise, last man standing....)

    BalasHapus
  5. Pak Kiyai.... Kok pinter banget, sih? Jenengan makannya apa ya? Masa film?? Ops.... Maaph, gak sopan deh saya. Hehe.... Intinya: MAHMUD, eh YAHUD deechh -- by YOUR BIGGEST FANS (minjem kata-katanya IncrediBoy)

    BalasHapus
  6. Sama Tuan Partelon ini, 666 dapat dibalik jadi 999! Top..
    Yang, hujan turun lagi..
    Setelah sebelumnya hanya punya anggapan kalau bintang film hebat itu cuma Rhoma Irama (Satria Bergitar), sejak 1993 saya tahu ada Bridget Fonda. Kesan pertama tak terlupa... nyarkot!

    BalasHapus
  7. Film Silat ya??
    aku suka kalo bintangnya Chyntia Rothrock
    kerennnn

    BalasHapus
  8. @Ra pangapora: ma0 dijawab bigim0no k0mntar kam0 ini, k0h! Btw, sy ga makan pilem, tapi makan playernya, kekekekkk!!!

    @بوويل: Thx. Btw, "legend of the condor heroes" ya masuk action laga berbalut komedi, Bro, khas Jackie Chan. Kalo Kill Bill, nah ini jenis film mertial art yang saya ga suka (makanya ga msuk ke list di atas); Bintang utamanya, Uma Thurman, gak berbekal beladiri sebelum terjun ke dunia film. Bahkan kabarnya ia belajar beladiri dan memainkan pedang dulu selama 6 bulan sebelum membintangi Kill Bill. Untung ada nama David Carradine (Kung fu) dan Lucy Liu (Kali-Eskrima-Silat, yakni silat yang dipadu dengnbeladiri tongkat khas India) yang bisa mensahkan film ini (secara terpaksa) untuk disebut laga tarung. Beda dgn nama2 aktor yang saya sebut, semuanya membekal beladiri (rata2 lebih dari satu jenis, bahkan beberapa ada yang sudah berstatus master/suhu dan ada pula yang mantan juara dunia), sebelum pertamakali maen film.

    @Ra Faizi: Rhoma Irama juga pernah belajar silat dan karate, walaupun di film gaya tarungnya mengadaptasi banget gaya Bruce Lee (pake "uuuuh", "waaaaa", seraya mengusap ujung hidung dengan jempol, hanya tanpa kata "ersy"!). Bridget Fonda, aktris yang keliatan cnatik banget, terutama di film Lake Placid, dgn lawan main... Buaya!!! :)

    @itik: Chyntia Rothrock mang keren, Neng. Mantan 5 x juara dunia karate (tak terkalahkan) 81-85. Dia juga pemegang sabuk hitam dlm beladiri2 Tang Soo Do, Tae Kwon Do, Eagle Claw (cabang Kung Fu), Wu Shu, and Kung Fu Shaolin Utara. Gak bosen nonton kakinya yang suka nendang gaya belalang itu, :)

    BalasHapus
  9. Gile lengkap bgt yang mas ngbahasnya !!! Aku ja ampe bengong ngbacanya.

    BalasHapus
  10. Wow ..ulasannya mantap Bro ...apa lagi buat aku yang seratus persen buta tentang film... maqomku masih sebagai penikmat saja.
    nice sharing

    BalasHapus
  11. @ivan: Wah, berarti tulisan saya kacau, dunk, sampe bikin orang bingung gitu, Hehehehehe...

    @soultan: Thx. Maqom penikmat ga papa, Bro. Asal bukan di TPU alias Tempat Pemaqoman Umum, kekekek!

    BalasHapus
  12. mas telon nih jago ngereview film yah...plus juga sejarah panjangnya... rajin banget ngumpulin infonya mas... :)

    BalasHapus
  13. reviewnya asik...sangat mendetail, lain dgn aku yg males bgt nyari bahan2nya ahhahahah jadi aku cmn berdasarkan ingatan aja yg udh aku tonton :D

    ditunggu kelanjutannya looh

    BalasHapus
  14. Referensinya lengkap mas, kebetulan kakakku senang banget dg film seperti ini..
    Makasih mas..

    BalasHapus
  15. @anna + Linda + ajeng: Hehehehe... Thx. Btw, info dan bahan2 dalam artikel ini rata2 ya hasil ngumpulin sejak awal 90an, Mbak2, sejak belum kenal Mbah Wiki, plus inagatan yang rada error, kekekekek!
    Oiya, Mbak Ajeng, salam kenal buat Kakaknya...

    BalasHapus
  16. hahaha kok jadi inget filmnya Steven Seagal yah.. apalagi si pacar baru aja bilang *aka maksa* musti nonton film terbarunya yang judulnya RUSLAN *yangbenarsajajudulbegini* yang bakal masuk Blitz bentar lagi

    Geez... ga suka banget film gebuk2an dan kejar2an!!!!

    BalasHapus
  17. wew,, suka banget ama film action yah kang?! lengkap banget dah bahasannya,, top!!

    kalo aku ga terlalu suka film action yang banyak tembak-tembakan ato perang-perangannya,, lebih suka film-filmnya Jet Li,, seru aja kalo udah ngeliat Jet Li ciat.. ciat.. hehehehe...

    BalasHapus
  18. hehehe gimana ya, kalau film-film seperti ini, saya kurang begitu suka neh, soalnya standar banget gituh mas, yang penjahat pasti selalu kalah :D

    Tapi ada beberapa film sih yang lumayan asyik untuk di tonton ...

    BalasHapus
  19. btw ... fotonya ya ??? huehuehueheu, gak tega majang nya mas, kapan2 aja deh setealh rambutnya panjang lagi :D

    BalasHapus
  20. mas partelon kayaknya di wikipedia ada mas
    tapi ga seluruhnya persis

    BalasHapus
  21. @natasya: Wakakakakak!!! Ruslan mah tangga saya Neng! Eh, thx, yak...

    @YolizZ: Thx... Jet Li mang keren, Neng. Waktu mo bikin CRADLE TO THE GRAVE, dia bikin smcm poling ke fansnnya, siapa aktor laga yang paling dipinginin mereka untuk 'baku-hantam' dengan Jet Li? Kebanyakan fans memilih Mark Dacascos!
    Btw, perasaan Jet Li ga pernah bilang "ciaaat" deh, kekekekek!

    @JONK: Thx, Bro. Btw, ga suka ga papa, kok. yang penting, fotonya cepet diposting, sapa tau laku jadi aktor film laga, terserah pantesnya, mo spesialis gebuk ato digebukin, kekekekk!!!

    @AJIE: Thx. Di wiki ada? ya jelas lah, Bro. Masak blog kek partelon dibandingin Mbah wiki, kekekekkk!
    Btw, bahan artikel di atas 70% dari hasil galian memori saya sejak 90an (termasuk koleksi vcd/dvd saya, tp tdk termasuk koleksi sepatu tetangga saya, hehehe...) Sisanya saya dpt dari banyak referensi (kek majalah dan artikel2 lama, lalu dari Pak Google,) termasuk Mbah Wiki yang baru saya 'kenal' sejak kr2 1,5 tahun yang lalu (maklum, katrok neh!). Jd wajar dunk kalo ada unsur kesamaannya, hehehehe.

    BalasHapus
  22. Maap, saya baru sempat memfollow blog Anda.

    BalasHapus
  23. @ijoroyoroyo: nggak pa pa bro, nyante aja lagi.....
    kekeeekekekkkk

    BalasHapus
  24. hehehehe berarti bener aku donk mas partelon

    BalasHapus
  25. Hehehehe juga...

    Skdr tambahan info, bahan2 artikel di atas saya racik:

    -> 70% dari 'memori' saya ttg film2 yg emang udah pernah sy tonton. Sy ini pernah 'maniak' nonton (horror dan action) sejak 89an. Bahkan saat kuliah dulu, dlm sehari, saya bisa nonton 3x sehari di 3 teater yang berbeda. Dan film2 yg saya sebut di atas, 95% dah saya tonton, dan 93%-nya malah ada dalam koleksi vcd/dvd (original) saya (maklum, rmh sy jauh dari 21, jd harus rjn2 beli tiap ada rilisan baru yg cocok 'selera').
    -> 20% dari media cetak semacam tabloid Bintang, Citra, majalah Film (koleksi lama antara thn 92-97), Cinemagz, M2, dan beberapa artikel lepas yang sudah banyak hilang.
    ->10 % baru dr google, wiki dan bermacam situs2 lain.

    @temen2 yang laen:
    Maaf, dengan amat enggan (mengingat hobi nonton dan tetek bengeknya ini --bg sy-- sesungguhnyalah kesia-siaan yg sama sekali ga layak dibanggakan dan keknya ga manfaat di akhirat, bahkan [semoga gak] menambah beban dosa saya, plus dgn resiko ada yg menilai saya unjuk gigi [walaupun gigi saya ga tonggos, hehehe], sombong dan sebagainya), saya terpaksa mengungkapkan hal ini, sbg 'pemuas dahaga' adik AJIE (saya panggil "adik" krn usianya memang jauh di bawah saya), yang terus 'memburu' sy bahkan sampai ke FB dgn pertanyaan yang intinya "dari mana saya dapat artikel di atas itu"...
    Dus, sy merasa harus 'mempertanggung-jawabkan' referensi artikel tsb.
    Sekali lagi, maaf...

    BalasHapus
  26. ciattt! saya jadi ingat alm Bruce Lee nih. soalnya, wkt ke avenue of star sempet foto2 ama patung alm. bruce lee. Nanti diposting deh di blog pelancong.

    BalasHapus
  27. Hehehe... Udah nyangka kamu suka BL, :)
    Btw, klo cuma mo poto ma (yang mirip) Bruce Lee, ngapain jauh2, di partelon ada kok, kekekekekkkk!!!

    BalasHapus
  28. bro cita-cita kita kok sama ya, pengen liat donnie yen vs tony jaa =))

    info terakhir sih, di ong bak 3 ntar tony jaa bakal banyak adegan brantem sama dan chupong, salah satu bintang muay thai juga, di ong bak 2, si dan chupong satu2nya musuh yg bisa jatuhin tony jaa pas adegan akhir (yg dilanjutkan dengan to be continue.. grrr..)

    pertanyaan yg paling bikin penasaran mungkin, siapakah the bestnya kalo di adu beneran, apakah bruce lee, atau fedor emelianenko, atau jangan2 limbad hahahah

    BalasHapus
  29. Wow! Mantap sumbangannya Bro!

    Ong Bak 3? Wah! Dgn bayangn fighting scene di akhir Ong Bak2, maka, Manowar, ijinkan partelon meminjam 'mantra' kalian: "I'm standing, waiting... Hail, hail, hail!!!" :=))

    Btw, jawaban pertanyaannya gampang aja Bro: pemenangnya bisa 'The Big' John Mc.Carthy ato... Bro Joko! Hehehehehe...

    BalasHapus
  30. "Are you ready???" (trus kalo ada petarung ngeyel maju duluan, Big John bilang gini:) "Hey, get back to your corner!!!" (lalu repeat:) "Are you ready???"

    BalasHapus