Bagi 'pengamat' predator seperti saya (istilah 'pengamat' saya pake karena sekarang sedang laku banget!) , berita ini --tanpa mengurangi rasa belasungkawa dan turut berduka untuk keluarga yang tertimpa musibah itu-- sungguh 'menarik'. Kepenasaran saya terusik, karena insiden serangan binatang buas (khushushon predator besar) yang mengakibatkan korban tewas --sepengetahuan saya-- terbilang langka di Indonesia. Saya pun segera 'berburu' data untuk melengkapi berita ini, terutama:
1. Nama Korban: Toba Nainggolan, seorang pelajar SMP Adven Sepakat Desa Sei Apung, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang juga peserta UN. Saat itu, Senin (27/4) pukul 18.30 petang, sebagaimana artikel Sdr. Joko Gunawan untuk situs Harian Global, korban sedang mandi-mandi, namun tiba-tiba (seekor buaya muncul dan) korban langsung diterkam (lalu ditarik masuk ke dalam air) dan tidak diketahui kemana jasadnya.
Rekan korban langsung melaporkan kepada warga dan dilakukan pencarian. Sejam kemudian, jasad korban putra dari M Nainggolan ditemukan dan di sebelahnya buaya tersebut masih menampakkan diri. Spontan warga menyerang dan buaya itu langsung kabur tidak diketahui 'rimba'nya (Sebagaimana laporan Sdr. Ledy untuk situs ini juga, ketika ditemukan, Toba Nainggolan sudah tidak bernyawa. Jasad siswa malang itu teronggok mengenaskan di tepi sungai. Tubuhnya tercabik-cabik, tidak utuh lagi. Kaki dan tangannya putus, sementara isi perutnya terburai) .
2. TKP (Tempat Kejadian "Penyerangan", bukan "Perkara", karena saya yakin, buaya itu ga kenal pengacara dan KUHP!): Sungai Sei Apung Desa Sei Apung, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara. Diberitakan, beberapa bulan ini sebenarnyalah warga sekitar Sungai Kualuh antara Sungai (Sei) Apung dan Kampung Masjid dan Teluk Piai, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Sumut, sudah dicekam ketakutan akibat terror buaya2 itu.
3. Korban lain sebelumnya: Dilaporkan, sudah ada empat korban yang tewas akibat serangan buaya di daerah itu; warga yang diketahui Boru Manik, Juliana Manungkalit (2005), Artauli Samosir (2008) dan Toba Nainggolan (sendiri). Sedangkan yang mengalami luka berat dan ringan adalah, Abbas dua kali diserang buaya saat mencari ikan, Amiruddin saat memasang belat (jaring), Amat saat mencari ikan perahu motornya dikaramkan buaya ganas itu, serta Selamat yang juga saat mencari ikan di sungai tersebut. Juga Mahyuddin, yang ketika itu sedang berenang, mendadak muncul buaya yang melibaskan ekornya ke dada nelayan tersebut. Rekan-rekan segera menarik Mahyuddin dan menaikkannya ke atas sampan. Belakangan diketahui, buaya itu panjangnya sekitar 6 meter.
4. Jenis buaya yang menyerang: belum diketahui jenis buaya yang menewaskan Toba ini. Namun menurut Ketua Aliansi Solidaritas Tani Transporter dan Nelayan (Astran) Labuhanbatu Zulfan Azhari Siregar, ada berjenis-jenis buaya di kawasan Sungai Kualuh itu antara lain : buaya tembaga yang kulitnya menyeramkan dengan warna tembaga bergerigi mengkilat (versi saya: mengingat buaya yang menyerang Mahyuddin diperkirakan berukuran sampai 6 meter, sangat mungkin yang dimaksud beliau adalah buaya muara/saltwater crocodile [Crocodylus porosus]), buaya katak yang sejenis buaya yang ganas dan mau mengejar orang atau mangsa sampai ke daratan dan jenis buaya ikan (versi saya: menurut situs komunitas [pencinta] reptil Indonesia, nama buaya katak atau bekatak digunakan untuk menyebut sejenis buaya bertubuh kecil gemuk [mungkin --dalam benak saya-- semacam buaya dari keluarga Caimaninae --mohon dikoreksi--], sedangkan buaya ikan digunakan untuk jenis buaya senyulong/false gharial [Tomistoma schlegelii], buaya jolong-jolong [Mly.], atau buaya julung-julung).
5. Tindakan aparat berwenang: Masih menurut Zulfan, permasalahan buaya dengan warga sudah terjadi beberapa tahun lalu dan pihaknya telah menyurati Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) guna melakukan peninjauan. Namun setelah memakan korban 4 warga tewas dan 4 luka berat, barulah terlihat BKSDA menindaklanjutinya.
Sementara itu, Kepala Resort BKSDA Asahan-Labuhanbatu Raja Karson Gultom saat dikonfirmasi Global dari Rantauprapat, Selasa (28/4) membenarkan kejadian tersebut. "Waktunya terlalu sempit, Rabu kita akan turun ke lokasi, memang awalnya kita rencanakan hari ini. Untuk sikap kita ke depan, kami akan koordinasi dengan instansi terkait serta menunggu petunjuk BKSDA pusat," terang Gultom.
Lebih lanjut, menurut Kabid Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Hardiman, seperti dikutip dari Harian Global, Kamis (30/4), masih ada sekitar 100 buaya yang berkeliaran di sepanjang Sungai Apung. “Untuk itu masyarakat yang tinggal di sekitar sungai harus hati-hati,” katanya.
Sementara Kepala Seksi Perlindungan dan Perpetaaan BKSDA, Olo Simbolon menduga, buaya Sungai Apung mengamuk karena merasa habitatnya terganggu. “Buaya semakin sulit mencari makan karena rusaknya lingkungan sehingga akhirnya keluar dari habitatnya dan menganggu manusia,” ungkapnya.
Sesuai UU No 5 Tahun 1999, tentang satwa liar, buaya termasuk hewan yang dilindungi. Untuk mengatasi konflik buaya dengan manusia, salah satu cara adalah memindahkan buaya agar jauh dari pemukiman penduduk. Tapi hal itu bukan perkara mudah karena sangat tergantung pada kebijakan pusat.
“Untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah mengimbau agar masyarakat berhati-hati,” katanya.Sebagai 'penyedap rasa' (untuk melengkapi imajinasi kita), saya 'hidangkan' gambar jaman baheula di bawah ini;
(bangkai) seekor buaya muara/buaya tembaga di Sumatera. Dari perutnya yang dibelah, dikeluarkan beberapa potongan tubuh korbannya. Kabarnya, buaya ini sempat menteror sebuah desa kecil di Sumatera sebelum akhirnya ditembak mati saat mencoba memangsa korbannya yang ke-14!
Partelon mengatakan: So, untuk orang2 pusat, gimana Bos???
Wah beritanya kok mengerikan banget ya
BalasHapusmungkin populasi buaya terlalu banyak
sehingga membahayakan penduduk sekitas
Salam kenal ya mas..
Penggemar Wiro Sableng ya??
aku punya koleksi bukunya lengkap lho..
Ya, back to basic, lah, kekekekek...
BalasHapusBtw, iya nih. Di FB saya juga gabung ke group (penggemar) Wiro Sableng, Neng. Kbtulan koleksiku juga lumayan (beberapa malah dikasih langsung ma Alm. Bastian Tito + tanda tangannya).
Lam kenal juga, n thx dah mampir ke sini.
Salam utk. Nyoman Dwipa... :)
Ckckck,,buaya yah,, serem amat!
BalasHapusTp kang telon,,lebih serem mana yah ama buaya darat?! :p
sereem nih. kabur aja deh.
BalasHapusbtw, buaya darat sama buaya yg disebut di artikel ini, galak kan mana ya?
@YolizZ n Cerpenis:
BalasHapus...kayaknya, tergantung korbannya deh... :P
yang nerka itu pasti buaya betina. yakin saya. karena klo yang cowok adanya di darat :))
BalasHapusserem banget..bagusnya buaya tuh makannya buaya darat aja, jangan anak smp
BalasHapusSay.......takuut nih....
BalasHapusjangan garanrg2 lagi ya...
say marah ya ama aku....hehehehehe
Oiya sekalian nitip Salam juga buat Nyoman dwipa untuk neng itik....
xixixixixixi....
@bill:
BalasHapusKekekekekek... Jgn buka kartu kita, dunk! :)
@Lumbunghati:
Eit, sesama buaya dilarang saling mendahului, Mbak :)
Btw, thx dah berkunjung, Mbak, N maaf kalo postingan ini berkaitan dengan musibah yang menimpa orang2 yang --mungkin-- Mbak kenal (sesama orang Sumut)...
@بوويل:
Ga marah, kok Yank...
Cuma aslinya diriku ya gini ini, :)
Btw, boleh nitip salam dgn syarat, Kapak Naga Geni 212 harus mejeng juga di blog kamu. Gimana?
wah ngeri banget nih mas, mmm tapi buaya salah satu binatang yang dilindungi gak ya ? wah jangan2 jadi dilemat lagi :D
BalasHapusMas,asli ngeri bacanya..
BalasHapusSengeri itu saja masih diburu orang untuk diambil kulitya,apalagi kalo jinak yach?
Kalo Hiu yang di PARTELON itu belum ada korbannya kan? Coba cari riwayatnya dulu kak! Jangan-jangan dia mantan Hiu ganas, atau Hiu si doi keren yang nampang di Deep Blue Sea. Cuma btw hiu lumayanlah, di laut semua. Gak ada HIU DARAT... Kalo ada, Hiiii... makin ngeri dong perjaka ting ting kaya saya...
BalasHapus@JONK:
BalasHapusLho, UU-nya ada kan? Emang dilindungi, Bro. Dan emang bikin dilema; masalhnya warga juga hrus dilindungi. Tp kalo pmrintah mau serius I. Allah bisa diatasi kok.
@ajeng:
"jinak"? Jd ga enak neh... :)
@pangapora:
suit...suit... intina: lanceng, coy! kekekekekek!
singgah sore hari..bawain kambing buat si buaya.
BalasHapusNgeri kang.....
BalasHapusWah serem nih... jadi inget pilem Lake Placid...
BalasHapus@cerpenis:
BalasHapuswah, aku ga dapet bagian dunk! :(
@Ijo:
Emang, Bro. Tapi bagi blogger yang blog-nya
ber'aksesoris' tumpukan tengkorak, ga bgt ngeri kali yak? :)
@Tukang komen:
Iya, Bro. Eh, suka Lake Placid juga yak? Di profilku, film itu masuk film fave lho...
Say, beneran nih....kok malah jadi syarat sih.....Aku padahal pengin banget punya senjata sakti itu....hehehehe.....Cuman malu mintanya ama sayang, takut ngrepotin....
BalasHapustapi beneran nggak...serius kan Say...?
Kekekekkek....
BalasHapusIya, Yank. Soalnya Nyoman Dwipa temen baeknya Wiro Sableng. So, salam Yayang bisa di sampein ma Neng Itik Bali kalo punya kapak-nya Wiro sbg 'tanda pengenal', kekekekek...
update kang....
BalasHapusYaaaaah...Kirain beneran.....cuma bercanda ya Say....
BalasHapusOiya kangen nih say....
wihh....serem boss..
BalasHapus@cerpenis:
BalasHapussumbangan bahan nyok... :)
@بوويل:
Iya nih, kangen juga... :P
@Dunia Polar:
Waduh, thx Bro, dah mau berkunjung, and lam kenal. Btw, suka Smallville juga yak?
Kayaknya mo posting award Say...
BalasHapusTapi kira2 bagus nggak ya......
soalnya takut ngebosenin mosting award melulu....
Apa ngebahas DIa lagi ajah ya...
Kalo ngebahas DIA ...Takut ama komentarnya Say lagi...
Soalnya komentarnya say waktu di DIA, malah membuat hati ini bergetar Say....
Beneran, kayak sedih2 gimana gitu....
Waduh, kok nanya ke diriku, Yank?
BalasHapusSoal award, kan Yayank dah punya "lemari pajangan" tersendiri?
Btw, begetar, sedih? Itu mah mending, Yank. Sy malah nyaris pingsan ngebaca alur desah Yayank saat menyebut-Nya...
Oiya say...Btw say punya fb ya...
BalasHapusadd aku dong say......
aku pake nama Ali apip...sekarang gi online, tapi bentar lagi mo offline
Salam kerrong...
BalasHapusBuayanya apa laki or perempuan ya?
Iiihh ngeri, moga kejadian kek gitu ga terulang lg, amin.
BalasHapus@بوويل :
BalasHapusIya, nih. Ikut2n ajah. Ok...
@Busri:
Salam kerrong juga, Pak.
Wah, kalo soal jenis kelamin, tergantung smpyan maunya apa, kekekekkekek...
@Keluargaku:
Amiiin...
dari tadi baca komennya kok nama mas buwel mejeng terus ada hubungan apa sih ama mas buwel.....????
BalasHapusnanya ke mas buwel juga ah biar nggak denger penjelasan salah satu pihak aja. klarifikasi kan kudu dari dua belah pihak
jawabnya ke blog aku ya kang
Ok, meluncuuuuuuuur....
BalasHapuswaaaa...nakutin banget siih...
BalasHapusplg takut deh liat buaya or sejenisnya...
kasian jg ya yg kena musibah
Iya neh Mbak...
BalasHapus