Jumat, 13 Maret 2009

WHOSE SIDE YOU'LL BE ON?

Al Imām Khalīl ibn Ahmad Al Farāhīdī pernah menyatakan, bahwa ada 4 “spesies” manusia dalam kaitannya dengan “ilmu”:

Pertama, seseorang yang NGERTI dan NGERTI bahwa ia NGERTI.
Ini adalah tipe orang yang dapat mengambil madu tanpa tersengat lebah; yang dapat menangkap ular tanpa tergigit; atau sopir yang saat ngebut-pun masih bisa membuat penumpangnya tidur bersanding liur (alias lelap banget, Bo!) sementara pengendara lain tidak harus pontang panting karenanya; atau penjahit yang tidak serta-merta menentukan besar-kecilnya postur seorang konsumen sebelum mengukurnya dengan cermat. Singkatnya, ia adalah orang yang sadar betul dengan konsekwensi dan resiko dari setiap “sukūt” atau “takallum”, “sukūn” atau “taharruk”. Ya, (nyaris) perfect gentleman-lah, geeeetoooh!

Kedua, seseorang yang NGERTI tapi GAK NGERTI bahwa dirinya NGERTI.
Orang ini, ibarat kata pepatah, “bagaikan pungguk merindukan bulan”...Eh, ga nyambung, ya? Oke, “bagaikan pungguk yang gak tau ada bulan”. Artinya (kira2), mas pungguk ini gak bisa memanfaatkan cahaya bulan untuk menerangi “jalan”nya saat ia harus terbang dalam gelap yang merajai malam. Akibatnya, saudara-saudara, sayap2 yang seharusnya bisa membawanya terbang tinggi terpaksa ia relakan mengalami luka2 plus bonus bulu2 yang pada rontok (dengan ancaman serius: ga bisa terbang lagi besok malam), karena si pungguk ga bisa (ato jelasnya, ga mau) membedakan mana kelembutan ujung dedaunan dan mana tonjolan tajam ranting; mana yang sekedar semak dan mana pula onak penuh duri. Padahal ada bulan yang telah “berbaik hati” mengkontribusikan cahayanya. Maka (kata Bang Napi nih), waspadalah, waspadalah!!!

Ketiga, seseorang yang GAK NGERTI dan ia NGERTI bahwa dirinya GAK NGERTI.
Pendek kata, orang ini berprinsip “tahu diri”. Ia tipe orang yang –-saat ngebet pingin meluk gunung, namun-- sadar betul bahwa “tangannya-lah yang gak sampai”, bukan “gunungnya yang gak mau dipeluk”; yang bisa merasakan nikmatnya “bertanya” ketimbang “menjawab”; yang aware bahwa maqomnya adalah “belajar”, bukan “mengajar(i)”; yang memprioritaskan “tetap di tempat” atau bahkan “mundur” daripada “maju tapi bonyok karena nabrak tembok”. Tipe langka dari seorang “mulia” dan seringkali –-kadang tanpa ia sadari-- menjadi pembuka pintu bagi orang lain untuk juga “mulia”...

Keempat, seseorang yang GAK NGERTI tapi ia GAK NGERTI bahwa dirinya GAK NGERTI.
Orang inilah yang cenderung enjoy dan nothing to loose memasuki semua “wilayah” cukup dengan modal (terlanjur dilekati) cap “pengamat” dan “intelektual”; yang jika “di-adzani” malah nekad “iqāmah”; yang “merasa lurus” justru di ketika “bengkok”; yang punya spesialisasi “ngajari” dan ga punya bakat “diajari”; yang punya motto “gue juga bisa, gue juga tau!”; yang selalu merasa “imut-imut” pada saat “amit-amit”; yang hanya karena sering duduk di samping sopir sudah merasa bisa nyopiri; yang merdu banget kalo nyanyi “di sini garing/ di sana garing/ di mana2 gu-e-mang garing!!!”. Dialah prototipe sempurna dari tipe orang yang “gokil habis (ga pake sisa)!!!”. Aw, tolooooonnnggg...!

(diolah dari: Ādāb ad-Dunyā wa ad-Dīn karya
al-Im
ām Abi al-Hasan Ali bin Muhammad al-Māwardi, 1988, hlm. 126)
Syukran lā yantahiy untuk Lora Azizy Zorro dan Lora Kormeddal
for their best support...

17 komentar:

  1. duh ..dibolak balik mulu nih.
    aku tak tahu karena tak ada yg kutahu
    aku hanya tahu enaknya baso tahu.
    halahh...gak nyambung..kabuurrr....

    BalasHapus
  2. Naahhh, yang kabur aslinya TAHU (baca: TAU)!:D

    BalasHapus
  3. TAHU TAHU TAHU ada yg jualan tahu neh, tempenya gak ada yah mas? hodoh padahal saya lagi butuh tempe inih hehehe:p
    waaa saya masuk yg mana yah ehm tahu-tahu aja wis *garukgaruk kpala* bingung-pegangan tahu aja ah

    BalasHapus
  4. Khas mbak Wendy bangetssss! :D

    BalasHapus
  5. Tulisan ini seperti cermin. Memantulkan tanya tentang kedirian kita...
    Bravo Partelon

    BalasHapus
  6. ...hanya mencoba meretas jalan menuju hakikat... thx, Ra.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. @ra jalanhakikat:
    wa 'alaikas salam...

    BalasHapus
  9. aku termasuk orang yg mana ya? bingung mode on.

    BalasHapus
  10. ya, termasuk yang lagi meng"on"kan mode "bingung", hehehehe...

    BalasHapus
  11. Empat pilihan. Satu dari dua diantaranya adalah "pasti"

    BalasHapus
  12. hmm... komentar langka dari seorang "mujtahid mazhab"...

    BalasHapus
  13. Kalau antara yang GAK NGERTI tapi ia NGERTI bahwa dirinya GAK NGERTI tapi ingin NGERTI, dan yang GAK NGERTI tapi ia NGERTI bahwa dirinya GAK NGERTI dan tidak mau NGERTI beda ya...? Dooooooh... otak saya bergejolak.

    Eatoreh nge-add saya kak, dan terima kasih banyak. tapi ajunan tidak saya add karena sudah terdaftar di bookmark saya.

    BalasHapus
  14. --> hmm, bunyinya aja dah beda, kok, :D
    --> thx atas ijinnya...

    BalasHapus
  15. intinya..siapa yang Ngerti kl dirinya gk Ngerti itu biasa jarang bilang Gk Ngerti. Kok bisa gicu,ya..karena ini persoalannya juga Gk Ngerti...Nah kalau udah Gk Ngerti masih untung kalau dirinya Ngerti. tapi jangan bilang nggak ngerti...kalu cewek yang lo dekati itu pemalu banget...itu bukan Nggak Ngerti..tapi maluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu,lo Ngerti Nggak zih???makanya disuruh Ngaji Kitab Kuning Malah kerjaan suka ngintip yang pake baju kuning. siapa sih.........?he..he....

    BalasHapus
  16. Kekekekek...
    Thx, Bro, dah bantuin saya ngomel, kekekekk

    BalasHapus