Jika kita mendengar kata ‘superhero’ alias pahlawan super (termasuk juga para super villains), maka yang biasa muncul di benak kita adalah orang-orang ‘sakti’ asal Amrik dengan kostum warna-warni dan size superketat (sehingga terkadang CD-nya terpaksa dipakai di luar karena di dalam sudah ‘sesak’). Superhero bagi (sebagian) kita ‘seolah’ hanya Superman, Batman, Spider-man, Hulk dan Wolverine.
Padahal, Saudara-saudara, Indonesia Raya ini sebenarnya juga memiliki koleksi pahlawan-pahlawan berkekuatan di atas manusia kebanyakan alias metahumans yang jumlahnya tidak kalah dengan koleksi negeri Obama sana, plus satu keistimewaan; jika Superman, Batman, Spider-man dan sebagainya itu selalu beraksi dalam setting masa terkini (atau paling tidak masa depan), maka di Indonesia, setiap masa ternyata memiliki pahlawannya sendiri.
Dalam catatan saya, paling tidak ada 4 era superhero negeri ini (kalau ada lagi, silahkan Anda tambahkan di komentar Anda):
1. Era SOMEWHERE IN TIME (Negeri Antah Berantah).
Superhero: Gatot Kaca, Bima, Arjuna, Srikandi, Buto Ijo dan lain-lain.
Bentuk Kekuatan: Kesaktian tingkat tinggi.
Sumber Kekuatan: Biasanya merupakan bawaan sejak lahir plus tempaan di perguruan dan/atau pertapaan.
Kostum: Untuk superhero, rata-rata bertelanjang dada (versi wayang kulit) atau memakai rompi berbahan beludru (versi wayang orang). Sedangkan superheroine-nya biasa memakai sejenis kamben sebatas dada.
Perlengkapan: segala jenis senjata tajam atau tumpul (tongkat dan gada), bahkan kuku yang mencuat sebagaimana milik Bima; topi, gelang tangan dan kaki, kalung (intinya: ribet, bro!).
2. Era BE QUICK OR BE DEAD (Dunia Persilatan).
Superhero: Mandala, Lowo Ijo, Wiro Sableng, Sankuriang, Panji Tengkorak, Si Mata Elang, Delima dan sebagainya.
Bentuk Kekuatan: Beladiri tingkat tinggi plus ilmu meringankan tubuh dan kemampuan melepaskan pukulan maut jarak jauh dari olah tenaga dalam yang maksimal.
Sumber Kekuatan: Biasanya lewat berguru dan/atau bertapa.
Kostum: Rata-rata berpakai ringkas a la gie (pakaian gombrong khas bela diri). Ada pula yng bertelanjang dada atau memakai rompi; ikat kepala; topeng (sebagian superhero).
Perlengkapan: segala jenis senjata tajam atau tumpul (tongkat dan gada), terkadang memakai semacam gelang besi atau dari akar bahar.
3. Era STRANGER IN A STRANGE LAND (Masa Awal Penjajahan Bangsa Asing)
Superhero: Si Buta Dari Gua Hantu, Jaka Sembung, Bajing Ireng, Si Jampang, Pak Sakera dan sebagainya.
Bentuk Kekuatan: Beladiri tingkat tinggi plus ilmu meringankan tubuh dan kekuatan fisik didasari olah tenaga dalam.
Sumber Kekuatan: Biasanya lewat berguru dan/atau bertapa.
Kostum: Rata-rata berpakai ringkas a la gie (pakaian gombrong khas bela diri). Ada pula yng bertelanjang dada atau memakai rompi; ikat kepala; topeng (sebagian superhero).
Perlengkapan: segala jenis senjata tajam atau tumpul (tongkat dan gada), terkadang memakai semacam gelang besi atau dari akar bahar. Terkadang senjata api hasil rampasan perang.
4. Era BRAVE NEW WORLD (Dunia Baru).
Superhero: terbagi dalam 3 periode:
(a) Periode pertengahan 1960-an sampai awal 1980-an adalah masa-masa kejayaan superhero dalam negeri semacam Gundala Putera Petir, Godam, Kapten Mar, Aquanus, Maza, Pangeran Mlaar, Laba-laba Merah, Lamaut, Nusantara, Kapten Halilintar, Putri Bintang, Kalong, Kartubi, dan Untara.
(b) Periode 1990-an. Panji Manusia Millenium dan Saras 008 adalah contoh superhero periode ini.
(c) Periode 2000-an. Pada periode ini muncul banyak superhero keren (dari segi tehnik penggambaran anatomi dan pewarnaan). Gunturgen, Zantoro, Caroq, Blacan, Aryageni, Saiper dan Winda adalah sebagian contoh yang bisa disebutkan.
Bentuk Kekuatan: Bermacam kemampuan metahuman layaknya superhero bule. Misalnya Pangeran Mlaar yang memiliki elatisitas anggota tubuh seperti Elongated Man (DC) atau Mr. Fantastic (Marvel); atau Aryageni yang kemampuannya dalam ‘bermain api’ mirip Human Torch (Marvel).
Sumber Kekuatan: Bervariasi (mutasi setelah terkena bahan kimia, rekayasa teknologi, dan energi alam semisal tersambar petir; terkadang disertai unsur kekuatan magic baik langsung atau lewat senjata kuno; latihan beladiri secara intensif; sebagian memiliki kekuatan bawaan sejak lahir, dan sebagainya).
Kostum: superhero era Dunia Baru ini rata-rata sudah ‘bisa’ mengikuti tren model kostum para superhero asal Amrik sono; ketat, warna-warni mencolok atau kelam, bahkan terkadang –maaf- setengah telanjang (tanpa sedikitpun kawatir terjerat UU-APP). Sekedar contoh: Godam mirip dengan Superman; kostum yang didominasi warna merah dan biru serta logo huruf pertama nama depan mereka. Lalu Gundala yang mirip dengan The Flash versi kostum hitam; Kapten Mar dengan Batman; Aquanus dengan Aquaman; Maza dengan Tarzan (kostum/ penampilan); Lamaut, Kawa Hijau, Laba-laba Merah, dan Laba-laba Mirah yang mirip dengan Spider-man; Putri Bintang dengan Wonderwoman; kemudian Panji yang kostumnya mirip (bangets!) dengan Robin versi film Batman & Robin (1997) kecuali jubahnya.
Eits! Satu lagi, superhero Indonesia era ini kebanyakan juga memiliki alter ego seperti superhero international umumnya.
Perlengkapan: segala macam senjata tajam, tumpul, api; berbagai gadget berteknologi tinggi.
(Ini sekedar yang bisa saya munculkan setelah menggali timbunan memori masa kecil saya...)
Jumat, 23 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bukan SUPERHERO:
BalasHapusBenarkah pilem Popeye the sailor itu diciptakan agar anak-anak jadi suka makan bayam*?
(bayam nika napa enggi? tarnya' napa daun sabrang?)
Soal popeye, saya gak tau persis, Ra. Cuma memang film-film yang berkonotasi anak-anak sring 'dimanfaatkan' untuk 'merangsang' anak-anak dalam hal-hal tertntu. Satu contoh: dalam film Spider-man, ada adegan Peter Parker (alter ego Spiderman) bersalto tinggi menghindari tertabrak sebuah mobil. Seorang nak kecil yang kebetulan melihat, dengan kagum bertanya: "bagaimana kau melakukan hal itu?"
BalasHapusParker menjawab (seingat saya): "dengan rajin olah raga dan makan sayur!"
Belum lama ini bahkan Barandon Routh (pemeran Superman dalam Superman Returns) dengan kostum Superman menjadi model iklan susu (milk, not cest fruit, lo!).
Bayam? Gak tau, ya. Tp yang jelas bukan bayam jago atau bayam petelur, kan?!
Sori, maksudnya BRANDON, bukan BARANDON. Soalnya saya jadi ingat kasus PALARON dan BARALON :-D
BalasHapus